Senja
tiba di pantai
Deburan
ombak mengusir sunyi
Sang
surya menyapa malam
Gemulai
bayu
Penyejuk
jiwa pelepas dahaga
Di
sini
aku
tertunduk
Menyesali
Masa
silam
yang
kelam
Tuhan,
Mengapa Kau berikan aku cobaan
seperti ini?
Setiap dini hari
Gending musik telah bernyanyi
Menyambut Sang Kirana
Menemani malam yang sunyi
Setiap
perempuan pilihan
Berubah
menjadi bidadari elok dan menawan
Sedangkan
aku ?
Aku
tertunduk
Pilu
Menahan
malu
Semerbak bau kasturi
Terlahirlah gadis yang suci
Merekam cinta kasih
Sulandono
Sulasih
Tersihir gaib memanggil Sang Kirana
Kurungan
menutupimu
Bak
benteng yang melindungimu
Benteng
yang melindungi bidadari dari segala macam kejahatan
Benteng
yang melindungi bidadari dari segala macam ketidaksucian
Genderang
dan tembang-tembang dilantunkan
Gulung-gulung kasa
Ana sintren tasih turu
Wong nontone buru-buru
Ana sintren masih baru
Bidadari
keluar dari benteng
Jiwa
terlepas dari daksa
Melupakan
kesedihan, kemelaratan, dan kepedihan hidup
Mereka
menari, dan terus menari
Menyambut
kirana datang menyambangi kami
Sedangkan aku
Tertunduk pilu merenungi masa lalu
Senja berkabut dalam hidupku
Dalam paksaan keluargaku
Aku terhenti untuk menggapai
cita-cita
Aku terhenti meraih harapan pada
kedalaman
Dan sekarang aku menjadi seorang ibu
dalam usia belia
Dalam
setiap nafas kami
Sintren
adalah kehidupan kami
Sintren
adalah kebudayaan kami
Sintren
adalah jiwa kami pada jana bijana
Kampungku
riuh akan bidadari
Setiap
malam datang
Gamelan
mulai berdendang
Namun kini jana bijanaku tak seperti
dahulu
Kini jana bijanaku terkena bencana
Para penerus bidadari
Mencitai bright dance dan hip-hop
Dan
bersenang-senang dengan pesta bikini
Kini sang kirana tidak menampakan
wajahnya
Kini
pewaris bidadari tak ada lagi
Kini
tak akan ada semerbak aroma dupa
Kini
tak ada lagi tembang pemecah kesunyian
Jana Bijanaku kini telah musna
Tiada lagi terdengar alunan sahdu
Seeperti dulu
Malam-malam semerbak aroma gaharu
Aku rindu, sungguh rindu
Sejuk malam yang ditingkahi bunyi-bunyi
alam yang merdu
Merdu Merayu
Tuhan,
Mengapa
bidadari itu menghilang?
Sang
penerus kini tiada
Mengiringi
era peradaban
Dengan
gemerlapanya zaman.
Sintren harapanku telah tiada
Sintren asaku telah musnah
Sang kirana menghilang seiringnya
waktu
Sintren
di manakah engkau?
Bidadari,
turunlah dari surga tuk mengundang Sang Kirana
Turunlah
engkau dan tampilah di kampungku
Menghadirkan
sang Kirana menghiasi malam yang gemintang.
Catatan
Kaki :
- Bagaskara : Matahari
- Kirana : Bulan purnama
- Janabijana : Tanah kelahiran
Bismillah, semoga dapat memberikan inspirasi bagi penulis-penulis pemula yang lain..
BalasHapusAmin... bagus fan cerepenya
Hapus*cerpen maksud saya fan
HapusMas Erwin : makasih itu Balada Mas, cenderung masuk puisi.. itu puisi balada, (puisi panjang)
Hapus