Rabu, 27 Mei 2015

Kampung Bidadari Karya M. Addi Syirfan



Senja tiba di pantai
Deburan ombak mengusir sunyi
Sang surya menyapa malam
Gemulai bayu
Penyejuk jiwa pelepas dahaga
Di sini
aku tertunduk
Menyesali
Masa silam
yang kelam

            Tuhan,
            Mengapa Kau berikan aku cobaan seperti ini?
            Setiap dini hari
            Gending musik telah bernyanyi
            Menyambut Sang Kirana
            Menemani malam yang sunyi

Setiap perempuan pilihan
Berubah menjadi bidadari elok dan menawan
Sedangkan aku ?
Aku tertunduk
Pilu
Menahan malu

            Semerbak bau kasturi
            Terlahirlah gadis yang suci
            Merekam cinta kasih
 Sulandono Sulasih
            Tersihir gaib memanggil Sang Kirana

Kurungan menutupimu
Bak benteng yang melindungimu
Benteng yang melindungi bidadari dari segala macam kejahatan
Benteng yang melindungi bidadari dari segala macam ketidaksucian
Genderang dan tembang-tembang dilantunkan

            Gulung-gulung kasa
            Ana sintren tasih turu
            Wong nontone buru-buru
            Ana sintren masih baru

Bidadari keluar dari benteng
Jiwa terlepas dari daksa
Melupakan kesedihan, kemelaratan, dan kepedihan hidup
Mereka menari, dan terus menari
Menyambut kirana datang menyambangi kami

            Sedangkan aku
            Tertunduk pilu merenungi masa lalu
            Senja berkabut dalam hidupku
            Dalam paksaan keluargaku
            Aku terhenti untuk menggapai cita-cita
            Aku terhenti meraih harapan pada kedalaman
            Dan sekarang aku menjadi seorang ibu dalam usia belia

Dalam setiap nafas kami
Sintren adalah kehidupan kami
Sintren adalah kebudayaan kami
Sintren adalah jiwa kami pada jana bijana
Kampungku  riuh akan bidadari
Setiap malam datang
Gamelan mulai berdendang

            Namun kini jana bijanaku tak seperti dahulu
            Kini jana bijanaku terkena bencana
            Para penerus bidadari
            Mencitai bright dance dan hip-hop
            Dan bersenang-senang dengan pesta bikini
            Kini sang kirana tidak menampakan wajahnya

Kini pewaris bidadari tak ada lagi
Kini tak akan ada semerbak aroma dupa
Kini tak ada lagi tembang pemecah kesunyian

            Jana Bijanaku kini telah musna
            Tiada lagi terdengar alunan sahdu
            Seeperti dulu
            Malam-malam semerbak aroma gaharu

Aku rindu, sungguh rindu
Sejuk malam yang ditingkahi bunyi-bunyi alam yang merdu
Merdu Merayu

Tuhan,
Mengapa bidadari itu menghilang?
Sang penerus kini tiada
Mengiringi era peradaban
Dengan gemerlapanya zaman.

            Sintren harapanku telah tiada
            Sintren asaku telah musnah
            Sang kirana menghilang seiringnya waktu

Sintren di manakah engkau?
Bidadari, turunlah dari surga tuk mengundang Sang Kirana
Turunlah engkau dan tampilah di kampungku
Menghadirkan sang Kirana menghiasi malam yang gemintang.

Catatan Kaki :

  1. Bagaskara        : Matahari
  2. Kirana             : Bulan purnama
  3. Janabijana        : Tanah kelahiran

4 komentar:

  1. Bismillah, semoga dapat memberikan inspirasi bagi penulis-penulis pemula yang lain..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... bagus fan cerepenya

      Hapus
    2. *cerpen maksud saya fan

      Hapus
    3. Mas Erwin : makasih itu Balada Mas, cenderung masuk puisi.. itu puisi balada, (puisi panjang)

      Hapus